Selasa, 18 Desember 2012

MUHAMAD TIDAK SAMA DENGAN MUSA

Muhammad di dalam Al-Kitab (Bible)?

Pada 1975, Ahmed Deedat mengadakan beberapa ceramah dimana dia mencoba membuktikan ramalan tentang kedatangan Muhammad yang dikatakan terdapat di dalam Al-Kitab. Ceramah pertama yang berjudul, What does the Bible say about Muhammad? mengenai ramalan Ulangan 18:18 di dalam Perjanjian Lama. Deedat coba menunjukkan bahawa Nabi Musa meramalkam kedatangan Muhammad dengan menggunakan ayat tersebut. Ceramah keduanya berkaitan dengan ramalan oleh Nabi Isa mengenai kedatangan Muhammad apabila Nabi Isa berkata kepada pengikut-pengikut-Nya untuk menunggu kedatangan seorang Penghibur yang menurut Isa akan datang setelah Ia pergi.
Ceramah-ceramah Deedat adalah sebagai contoh bagaimana kaum Muslim mencoba membuat dua ramalan ini untuk membenarkan ramalan  kedatangan Muhammad. Niat yang demikian timbul oleh karena ayat yang terdapat di dalam Al-Quran yang mengatakan bahawa kedatangan Muhammad diramalkan oleh kitab-kitab Yahudi dan Kristian.
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka. (Surah 7:157)
Tidaklah mengherankan jika kaum Muslim berusaha dengan saegala daya upaya untuk menyelidiki Taurat dan Injil, untuk mencari ramalan yang berkenaan dengan ayat tersebut. Nampaknya, Al-Quran amat yakin bahwa ramalan ini boleh ditemui dengan mudah. Tetapi, dalaum usahanya mencari bukti bukti mengenai ramalan terssebut, mereka terperanjat kerana Nabi Isa-lah yang diramalkan dan bukannya Muhammad. Kelahiran Isa, pelayanan-Nya, perumpamaan, mujizat-mujizat, penyaliban, kebangkitan, kenaikkan, kedatangan kedua, keilahian-Nya dan kemuliaan serta takzim-Nya adalah topik ramalan kitab-kitab ini. Dengan intensifnya, ramalan-ramalan ini membentarakan puncak kegemilangan wahyu kebenaran Allah dan kasih-Nya terhadap manusia.
Walau bagaimanapun, berpacu oleh keyakinan terhadap Al-Quran bahawa Al-Kitab memang meramalkan kedatangan Muhammad, kaum Muslim telah mencoba dengan segala daya upaya mencari ramalan yang berkenaan dengan hal itu. Ternyata ramalan-ramalan mengenai itu tidak ada terdapat dalam alkitab, sehingga kaum muslim semakin terdorong untuk mencari bukti tersebut, akhirnya mereka mengklaim bahwa, ramalan yang diwahyukan kepada Nabi Musa mengenai kedatangan seorang nabi yang sama seperti Musa dan juga mengklaim bahwa janji mengenai pengutusan Roh kudus yang di janjikan oleh Isa, sebagai kedatangan Muhamad.
Kami menganggap bahawa kedua-dua ramalan ini dipercayai oleh kaum Muslim sebagai bukti-bukti yang paling kokoh bagi mereka. Dengan demikian, apabila dapat dibuktikan bahawa kedua-dua ramalan ini tidak merujuk kepada Muhammad atau kenabiannya, maka anggapan bahwa Muhammad diramalkan dalam Al-Kitab harus gagal total.
Secara umum semua dapat memahami dan menerima, bahwa untuk menentukan sesuatu, semua bukti yang berkaitan mesti diselidiki dan semua, yang tidak berkaitan ditolak. Marilah kita awali dengan ramalan pertama.
 Musa dan seorang Nabi yang akan datang
Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. (Ulangan 18:18.)
Tiap-tiap masa kaum Muslim ingin membuktikan bahawa Muhammad diramalkan di dalam Taurat, yaitu Perjanjian Lama, mereka akan selalu merujuk kepada ayat ini sebagai ramalan jelas yang menyokong tuntutan mereka. Mereka menganggap bahwa Nabi yang dijanjikan oleh Allah kepada Musa adalah Muhammad kerana:
  1. Al-Quran dianggap oleh mereka sebagai firman Allah dan oleh sebab itu, Muhammad membaca setiap ayat yang diberikan kepadanya, hal ini menunjukkan bahwa Allah telah menaruhkan firman-Nya ke dalam mulut Muhammad seperti yang dikatakan oleh ayat ramalan dalam Taurat ini.
  2. Nabi itu akan bangkit dari saudara bangsa Israel, yaitu bangsa Ismail, karena Israel (Yakub) dan Ismail adalah anak Ibrahim, dan oleh itu 12 suku kaum keturunan Ismail adalah saudara kepada 12 suku kaum keturunan Israel. Oleh kerana Muhammad seorang saja dari keturunan Ismail yang mengaku diri sebagai nabi, kaum Muslim berkata bahwa ramalan itu sebenarnya adalah mengenai Muhammad.
  3. Muhammad adalah seperti Musa dalam banyak hal sehingga menurut kaum Muslim ramalan itu adalah mengenai Muhammad.
Kita akan menyelidiki ramalan ini dengan teliti dan dengan memperhatikan konteks ramalan yang diberikan tersebut. Hanya dengan cara demikian dapat kita hasilkan tafsiran yang tidak menyimpang. Setiap pengajar Al-Kitab yang cerdas, mengetahui bahwa tidak ada penafsiran yang wajar apabila dilihat secara berasingan dari konteks. Karena itu, sangat penting untuk mengutip seluruh nats yang mengandung ramalan tersebut. Untuk itu, dua petikan berikut adalah amat penting:
"Imam-imam orang Lewi, seluruh suku Lewi, janganlah mendapat bagian milik pusaka bersama-sama orang Israel; dari korban api-apian kepada TUHAN dan apa yang menjadi milik-Nya harus mereka dapat rezeki." (Ulangan 18:1-2.)
"Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucap nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demikian demi nama allah lain, nabi itu harus mati." (Ulangan 18:15-20.)
Marilah kita menyelidiki ketiga perkara yang dianggap menjadi bukti bahawa ramalan ini adalah mengenai Muhammad.
1. Firman Allah di dalam mulut nabi
Kaum Kristen memang tidak percaya bahawa Al-Quran adalah firman Allah. Tetapi oleh karena berbicaraan ini, kami mengatakan seumpamanya, bahwa Allah benar-benar menaruh firman-Nya ke dalam mulut Muhammad. Ini adalah supaya kita dapat menyelidiki sama ada "firman di dalam mulut Muhammad" boleh digunakan sebagai bukti kuat bahwa Muhammad adalah nabi yang diramalkan dalam Ulangan 18:18. Pada pandangan kami, sebutan "Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya" tidak dapat digunakan untuk menentukan siapakah nabi itu. Kalimat ini adalah benar bagi semua nabi karena Allah telah menaruh firman-Nya ke dalam mulut mereka semua. Allah berkata kepada nabi Yeremia:
"Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu." (Yeremia 1:9.)
Lebih-lebih lagi, kita baca di Ulangan 18:18 bahawa Nabi yang datang setelah Musa akan "mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." Sekarang kita baca bahawa Isa pada satu ketika berkata kepada pengikut-pengikut-Nya:
"Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahawa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku." (Injil Yohanes 12:49-50.)
Satu lagi contoh mengenai sebutan yang sama dijumpai di dalam doa Isa pada malam terakhir dia bersama pengikut-pengikut-Nya. Dia berdoa:
"Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka." (Injil Yohanes 17:8.)
Jadi tidak dapat kita tentukan identitas nabi yang disebut dalam Ulangan 18:18 dengan menggunakan firman Allah yang dimasukkan ke dalam mulutnya. Oleh itu, nabi yang diramalkan mesti ditentukan dengan cara-cara lain.
2. Nabi dari kalangan suadara-saudara mereka
Kaum Muslim mendakwa bahwa perkataan "saudara mereka" dalam Ulangan 18:18 bermaksud saudara kepada kaum Israel, iaitu kaum Ismail. Dalam kes ini, kita mesti menimbangkan ayat-ayat lain yang terkandung di dalam pasal yang mengandungi ramalan itu.
Allah berfirman, "Seorang nabi akan Ku bangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka." Siapakah yang Allah maksudkan apabila Dia berfirman "mereka"? Kita mendapat jawabannya apabila kita meninjau kepada dua ayat di permulaan pasal ini.
"Imam-imam orang Lewi, seluruh suku Lewi, janganlah mendapat bagian milik pusaka bersama-sama orang Israel….Janganlah ia mempunyai milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya." (Ulangan 18:1-2.)
Dari 2 ayat ini, amatlah jelas bahwa "mereka" maksudnya suku Lewi dan "saudara mereka" maksudnya sebelas suku-suku Israel yang lain. Hal ini merupakan kenyataan yang tidak boleh dibantah lagi. Tiada tafsiran Ulangan 18:18 yang jujur membenarkan kaum lain kecuali suku Lewi dan suku-suku Israel yang lain. Mari kita menyiasat tafsiran yang betul mengenai "saudara-saudaranya" yang tercatat dalam Ulangan 18:1-2. Kita baca:
"…seluruh suku Lewi, janganlah mendapat bagian milik pusaka bersama-sama orang ISRAEL….Janganlah ia mempunyai milik pusaka di tengah-tengah SAUDARA-SAUDARANYA."
Oleh karena itu, tafsiran Ulangan 18:18 yang betul adalah: "Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka (yaitu suku kaum Lewi) dari antara saudara mereka (yaitu suku-suku Israel yang lain)". Memang, Perjanjian Lama penuh dengan sebutan "saudara mereka" yang bermaksud suku-suku Israel yang lain. Sebagai contoh:
"Tetapi bani Benjamin tidak mau mendengarkan perkataan saudara-saudaranya, orang Israel itu." (Hakim-hakim 20:13.)
Dalam ayat ini. "saudara-saudaranya" adalah suku-suku Israel yang lain, yang berlainan dengan bani Benjamin. Di dalam Ulangan 18:18, maka "saudara mereka" dengan jelas, bahwa yang dimaksud adalah suku-suku Israel yang lain. Sekali lagi, menurut Bilangan 8:26, suku Lewi diperintahkan agar membantu "saudara-saudaranya" yang merupakan suku-suku bani Israel lainnya. Di 2 Raja-raja 24:12, bani Yehuda berasingan dengan "saudara mereka", sekali lagi suku-suku Israel yang lain. (Tengok juga Hakim-hakim 21:22, 2 Samuel 2:26, 2 Raja-raja 23:9, 1 Tawarikh 12:32, 2 Tawarikh 28:15 dan lain-lain.)
Memang, di Ulangan 17:15 kita baca bahawa Musa pada satu ketika berkata kepada kaum Israel "Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu; salah seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kau angkat atasmu". Cuma seorang Israel saja yang boleh diangkat sebagai raja kepada Israel – "dari tengah-tengah saudara-saudaramu" – orang asing tidak dibenarkan, seperti kaum Ismail, suku Edom atau lain-lain, yang boleh diangkat sebagai raja kepada Israel, kecuali dia adalah "saudara mereka", yaitu seseorang daripada bani-bani Israel.
Sekarang kita mempunyai dalil mutlak yang melenyapkan kemungkinan bahwa Muhammad diramalkan dalam Ulangan 18:18. Muhammad adalah keturunan Ismail dan oleh itu, dengan sendirinya tidak layak sebagai calon nabi yang diramalkan dalam ayat itu. Nabi itu sememangnya akan datang dari salah satu bani-bani Israel, tapi bukan dari suku Lewi. Allah berkata bahawa Dia akan membangkitkan seorang nabi seperti Musa bagi suku Lewi dari antara "saudara mereka", yaitu dari salah satu bani-bani Israel yang lain. Oleh karena tujuan kita adalah untuk membuktikan bahawa Isa adalah nabi yang diramalkan oleh ayat itu, sekarang saatnya bagi kita untuk menjelaskan bahawa Isa adalah dari keturunan bani Yehuda (Injil Matius 1:2, Ibrani 7:14). Oleh kerana itu, dia memenuhi syarat menjadi calon nabi yang akan dibangkitkan dari antara saudara suku Lewi.
3. Nabi seperti Musa
Keluaran publisi Islam penuh dengan perbandingan di antara Musa dan Muhammad di mana bukti-bukti menunjukkan persamaan di antara mereka dikemukakan. Keluaran publisi ini juga mengemukakan perbedaan di antara Isa dan Musa di mana penulis coba menolak Isa sebagai calon nabi yang diramalkan dalam Ulangan 18:18.
Dalam buku What does the Bible say about Muhammad, Deedat mengeluarkan beberapa persamaan diantara Musa dan Muhammad di mana dia berkata tidak ada persamaan diantara Musa dan Isa. Kebanyakannya tidak bermakna dan hanya menunjukkna keunggulan Isa daripada kaum manusia. Sebagai contoh, Deedat menjelaskan bahawa Musa dan Muhammad dilahirkan secara biasa dan dikebumikan setelah meninggal, malah Isa dilahirkan oleh anak-dara, tiada bapa, dinaikkan ke surga (Deedat, What the Bible Says About Muhammad, hal.7, 12). Seandainya semua manusia mempunyai ibubapa dan menjadi abu setelah meninggal. Deedat hanya mengemukakan fakta-fakta bagaimana Isa lebih unik daripada manusia. Cara ini tidak boleh digunakan untuk mengenali nabi yang Musa ramalkan mengikut ayat Ulangan 18:18.
Di dalam keluaran publisi itu, kadang-kala kami menjumpai persamaan di antara Musa dan Muhammad yang lebihkuat dan menonjol, yang memang perlu dianalisa secara lebih mendalam. Tiga contoh persamaan adalah seperti berikut:
  1. Musa dan Muhammad adalah pemberi hukum Allah, kepala ketenteraan, pimpinan rohani dan kebangsaan mereka.
  2. Musa dan Muhammad pada mulanya, ditolak oleh umat mereka, tersingkir daripada umat mereka oleh tindakan pimpinan agama dan bangsa, tetapi pulang kepada mereka setelah beberapa tahun untuk menjadi pimpinan urusan agama dan bangsa mereka.
  3. Musa dan Muhammad berhasil membuka kesempatan menawan tanah Palestin selepas kematian mereka, melalui pengikut-pengikut mereka, masing-masing Yosua dan Umar.
Pada masa yang sama, keluaran publisi buku itu mengatakan bahwa Isa dan Musa amat berbeda berdasarkan kepercayaan kaum Kristian. Oleh itu Isa bukanlah nabi yang diramalkan. Perbedaan-perbedaan yang dikemukakan adalah seperti berikut:
  1. Musa hanyalah seorang nabi tetapi menurut kepercayaan kaum Kristian, Isa adalah Anak Allah.
  2. Musa meninggal secara biasa tetapi Isa mati melalui cara kekerasan.
  3. Musa adalah pemimpin bangsa Israel tetapi Isa tidak pernah memerintah semasa pelayananNya diatas Bumi.
Karena ini terpaksa kami bertanya: apakah persamaan dan perbedaan seperti ini membuktikan dengan jelas bahawa Muhammad adalah nabi yang diramalkan oleh Musa dalam Ulangan 18:18?.... Memang tidak. Pertama, perbedaan di antara Musa dan Isa yang dikemukakan tidak penting. Al-Kitab selalu memanggil Isa sebagai nabi dan Anak Allah (Injil Matius 13:57, 21:11, Injil Yohanes 4:44) dan fakta Isa mati disalibkan tidak berkaitan dengan masalah tersebut. Banyak nabi yang dibunuh oleh bangsa Yahudi karena kesaksian mereka, dan kebenaran fakta ini mendapatkan dukungan baik dari Al-Kitab maupun Al-Quran (Injil Matius 23:31, Surah 2:91). Lebih-lebih lagi, Al-Kitab mengatakan bahwa Umat Kristian telah menggantikan negara Israel sebagai bangsa kesayangan Allah. Oleh itu, dapat dilihat pula bahawa Musa memimpin umatnya pada zaman dulu, jadi Isa sekarang mengetuai Umat Allah dari tahkta-Nya di surga. Dalam konteks ini, Isa memiliki persamaan dengan Musa.
Kedua, apabila kami membalikkan perbandingan seperti ini, kami juga boleh menunjukkan persamaan di antara Musa dan Isa di mana Muhammad dibedakan dengan mereka. Sebagai contoh:
  1. Musa dan Isa adalah berbangsa keturunan Israel (Yakub), sedangkan Muhammad adalah berbangsa keturunan Ismail. (Ini adalah faktor utama yang menentukan identitas nabi yang diramalkan oleh Musa.)
  2. Musa dan Isa pergi ke Mesir, sedangkan Muhammad tidak pernah ke Mesir. Kita baca mengenai Musa: "Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir" (Ibrani 11:27). Mengenai Isa kita baca: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." (Injil Matius 2:15.)
  3. Musa dan Isa menolak kekayaan dan berkongsi kemiskinan dengan umat mereka sedangkan Muhammad tidak melakukan hal itu. Kita baca mengenai Musa: "Ia menganggap penghinaan karena Al-Masih(Kristus) sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir" dan "karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah," (Ibrani 11:25-26). Mengenai Isa kita baca: "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Isa Al-Masih(Yesus Kristus), bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh kerana kemiskinan-Nya." (2 Korintus 8:9.)
Jadi kita ada persamaan di antara Musa dan Isa yang menunjukkan adanya perbedaan jelas dengan Muhammad. Ini menunjukkan betapa lemahnya cara kaum Muslim membandingkan Musa dengan Muhammad (sambil membedakan Isa dengan mereka), karena cara perbandingan ini harus boleh dilakukan dua arah.
Al-Quran sendiri menolak persamaan di antara Musa dan Muhammad!
Tiada diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu. (Surah 28:48.)
Jadi bagaimana kita dapat mengenali nabi itu yang diramalkan dalam Ulangan 18:18?
Oleh kerana banyak nabi yang telah lalu, bagi kita masuk akal untuk menelitikan nabi ini yang mempunyai sifat-sifat seperti nabi Musa dalam cara tertentu yang unik, berlainan dengan nabi-nabi lain. Memang jelas bahwa nabi itu akan seperti Musa dengan cara yang unik dan luar biasa. sememangnya, Allah akan memberi tanda-tanda yang jelas membedakan nabi ini dari pada nabi-nabi lain di dalam firman-Nya.
"Seorang nabi dari tengah-tengah mu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada Tuhan, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati." (Ulangan 18:15-16.)
Nabi itu akan dibangkitkan sebagaimana Allah telah membangkitkan Musa, yaitu sebagai orang pengantara perjanjian yang Allah berikan di Horeb. Kaum Israel memohon kepada Musa supaya dia menjadi orang pengantara di antara mereka dengan Allah karena mereka tidak ingin mendengar suara Allah dengan betemu muka dengan-Nya. Allah berkata "Apa yang dikatakan mereka itu baik" (Ulangan 18:17). Lalu Allah menaikkan Musa sebagai orang pengantara perjanjian di antara-Nya dengan kaum Israel. Kita mesti juga menimbang bahawa Allah bercakap kepada Musa melalui cara yang khas seperti yang tertulis dalam Al-Kitab:
"Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya." (Keluaran 33:11.)
Al-Quran juga mengatakan bahawa Allah bercakap terus kepada Musa dengan cara yang berlainan daripada nabi-nabi yang lain (Surah 4:164). Lebih-lebih lagi, untuk mensahkan Musa sebagai orang pengantara dalam tugas yang penting ini, Allah telah mumbuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat di hadapan kaum Israel melalui Musa. Sebab Allah telah berjanji bahwa nabi yang akan datang akan seperti Musa dalam tugas pengatara perjanjian, jadi sifat-sifat nabi itu mestilah berdasarkan:
  1. Nabi itu akan menjadi orang pengantara di antara Allah dengan umat-Nya.
  2. Nabi itu akan mengenali muka Allah.
  3. Tugasnya akan dikukuhkan dengan kehadiran tanda-tanda ajaib dan mujizat-mujizat dengan kuasa Allah, di hadapan kaum Israel.
Sifat-sifat seperti ini memang mendapat dasar dalam ayat penutup kitab Ulangan:
Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedashyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel. (Ulangan 34:10-12.)
Tiga sifat Musa sebagai nabi memang jelas disebut: dia adalah orang pengantara Allah dengan Israel, dia mengenal muka Tuhan, dan dia membuat tanda dan mujizat yang hebat. Nabi yang akan datang harus seperti sifat-sifat Musa ini. Adakah Muhammad mempunyai sifat-sifat yang luar biasa seperti itu?
Pertama, Allah bercakap dengan bersua muka kepada Musa supaya dia menjadi orang pengantara Allah dan umat-Nya Israel. Sedangkan Al-Quran mengtakan bahwa Alquran diturunkan oleh malaikat Jibril kepada Muhammad dan tidak pernah Allah bertemu muka dengan Muhammad, sebagaimana yang diakui kaum Muslim. Muhammad juga tidak menjadi orang pengantara perjanjian di antara Allah dengan umat-Nya, yaitu kaum Israel.
Kedua, Muhammad tidak melakukan apa-apa tanda atau mujizat. Walaupun Hadis mencatat beberapa mujizat yang banyak ragam, kesemua ini adalah dongeng, karena Al-Quran mengatakan dengan jelas bahawa Muhammad tidak melakukan suatu tanda mu’jizat. Dalam Surah 6:37, apabila musuh Muhammad berkata "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mu’jizat dari Tuhannya?" Muhammad cuma menjawab bahawa Allah akan membuatnya jika Dia ingin tetapi Allah masih belum melakukannya. Dalam Surah yang sama kita baca bahawa Muhammad berkata, "Bukanlah wewenangku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya," (Surah 6:57) maksudnya tanda-tanda dan mujizat-mujizat seperti yang Musa lakukan. Muhammad terus berkata bahawa jika dia mempunyai tanda-tanda itu, persoalan di antara dia dengan musuhnya seharus telah selesai lebih awal
Sekali lagi dalam surah yang sama, musuh Muhammad berkata bahawa mereka akan bertobat sekiranya tanda-tanda datang dari Allah, tetapi Muhammad hanya menjawab bahawa Allah tidak berbuat begitu karena mereka tidak akan percaya juga (seperti orang Yahudi tidak percaya mengenai Isa – Injil Yohanes 12:37). Lebih-lebih lagi, Al-Quran juga mencatatkan bahawa musuh-musuh Muhammad yang berada di Mekah pernah berkata kepadanya:
"Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?" (Surah 28:48.)
Jawaban Al-Quran masih sama – mereka menolak tanda-tanda yang Musa lakukan, jadi kenapa mereka mengharapkan Muhammad melakukan tanda-tanda? Walau bagaimanapun, mengikut ramalan pada Ulangan 18:18, ini adalah satu perkara yang tajam dan penting kerana ia dengan jelas, membedakan Musa dan Muhammad dalam perihal tanda-tanda dan mujizat. Jadi bagaimana mungkin Muhammad dikatakan sebagai nabi yang diramalkan pada Ulangan 18:18, kalau dia tidak diberi kuasa untuk melakukan suatu tanda-tanda dan mujizat seperti yang dilakukan oleh Musa? Oleh itu, Muhammad memang bukan seperti Musa di dalam salah satu sifat-sifat penting yang harus ada. Al-Quran juga mempunyai kesaksiannya sendiri mengenai perkara ini.
Jadi kita dapat lihat bahwa Muhammad bukan seorang pengantara di antara Allah dengan manusia, tidak dapat melakukan suatu tanda dan mujizat untuk membuktikan dirinya. Ulangan 34:11 mewajibkan nabi yang diramalkan itu melakukan tanda-tanda dan mujizat seperti yang dilakukan oleh Musa, oleh karena Muhammad tidak melakukannya, mak terdapat sanggahan kedua yang secara fatal membantah Muhammad sebagai nabi yang diramalkan oleh Ulangan 18:18. Sebagai kesimpulan, apa pun bukti yang kaum Muslim keluarkan sebagai dukungan kepada klaim mereka, bukti yang benar-benar penting dan berkaitan telah ditolak, klaim bahwa Muhammad sebagai nabi yang diramalkan oleh Musa.
4. Isa – Nabi seperti Musa
Sekarang mari kita pertimbangkan apakah Isa nabi yang diramalkan oleh Musa. Kita mulai dengan menjawab beberapa pertanyaan yang dikemukakan oleh kaum Muslim. Pertama, sekiranya Isa adalah Al-Masih, kaum Muslim berkata bahwa dia bukan nabi yang Musa ramalkan karena orang Yahudi membedakan di antara Elia, Al-Masih dan nabi yang diramalkan itu (Injil Yohanes 1:19-21). Pembahasan dimulai dengan menyatakan bahawa kaum Kristian percaya bahawa Yohanes Pembaptis telah datang dalam Roh Elia, Isa adalah Al-Masih dan oleh itu, Muhammadlah nabi yang disebutkan. Kami telah menunjukkan bahawa ianya mustahil bagi Muhammad untuk menjadi sebagai nabi itu. Walau bagaimanapun, tidak ada hal muktamad yang dapat di terjemahkan daripada khabar angin orang Yahudi itu. Mereka pernah berkata mengenai Isa: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang" (Injil Yohanes 7:40). Pada suatu masa lagi mereka berkata mengenai Isa sebagai "salah seorang dari para nabi" (Injil Matius 16:14), dan satu ketika sebagai "seorang nabi" (Injil Markus 6:15) dan lebih seru lagi, memanggilnya sebagai Elia kedua (Injil Markus 6:15) dan Yohanes Pembaptis (Injil Matius 16:14).
Perlu diterangkan bahawa Al-Kitab tidak menjagar bahawa Elia, Al-Masih dan nabi itu akan datang mengikut susunan sebegini. Persoalan yang dikemukakan oleh orang Yahudi kepada Yohanes, sama ada dia Elia, Al-Masih atau nabi itu, cuma yang mereka harapkan adalah sosok orang penting dan dari golongan bangsawan yang akan datang. Oleh karena kekeliruan mereka, kita tidak boleh mengambil berat tentang perbedaan yang mereka buat mengenai Al-Masih dan nabi itu. Perhatikan bahwa ramalan mengenai nabi itu di buat dahulu di dalam Perjanjian Lama (nabi itu dijanjikan oleh Musa) sebelum ramalan mengenai Al-Masih oleh para nabi lain, dan berakhir dengan ramalan mengenai Elia (Maleakhi 4:5). Lebih-lebih lagi, ramalan-ramalan itu tidak membedakan nabi itu dengan Al-Masih. Malah, orang Yahudi juga, dalam satu nafas pernah menggelar Isa sebagai nabi dan Al-Masih (Injil Yohanes 7:40-41).
Satu lagi bantahan yang suka digunakan oleh kaum Muslim adalah orang Yahudi telah membunuh Isa dan mengikut firman Allah di Ulangan 18:20, hanya orang yang mengatakan dirinya sebagai nabi tanpa perintah Allah harus mati. Akan tetapi setiap nabi telah mati, dan kebanyakan mereka mati dengan dashyat sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Quran dan Al-Kitab, sehingga kematian seseorang nabi tidak dapat digunakan sebagai bukti menentang keilahian misinya. Allah memang tidak bermaksud agar setiap nabi benar tidak akan mati! Yang Allah maksudkan adalah semua nabi palsu harus dibunuh dan akan mati selamanya. Kita akan tahu mengenai semua nabi palsu yang telah lalu pada hari kiamat kelak.
Apa yang menjadi tumpuan perhatian kita adalah Allah telah berjanji bahwa Dia akan membangkitkan seorang nabi seperti Musa yang akan menjadi orang pengantara perjanjian yang baru, dan tanda-tanda akan menyertai perjanjian ini dan membuktikan asal sorgawinya. Al-Kitab yang mengandungi ramalan mengenai nabi itu menetapkan dengan jelas bahwa Isa adalah nabi itu.
Rasul Petrus berkata bahwa Allah telah meramalkan kedatangan Isa melalui semua nabi, merujuk dengan khusus kepada Ulangan 18:18 sebagai bukti yang telah diramalkan oleh Musa (Kisah Para Rasul 3:22). Isa sendiri berkata mengenai Musa, "ia telah menulis tentang Aku" (Injil Yohanes 5:46). Amat susah untuk kita mencari dalam kesemua lima kitab Musa, ramalan yang begitu nyata mengenai kedatangan Isa melainkan ramalan itu. Petrus memilih Ulangan 18:18 daripada tulisan Musa yang lain, sebagai satu ramalan yang jelas mengenai kedatangan Isa Al-Masih.
Juga dalam Kisah Para Rasul 7:37 Stefanus merujuk kepada Ulangan 18:18 sebagai bukti bahawa Musa adalah seorang dari pada mereka yang "memberitakan tentang kedatangan Orang Benar", yaitu Isa, yang orang Yahudi khianati dan salibkan.
Selepas menjadi saksi kedapa tanda-tanda yang Isa lakukan dan selepas mengambil bahagian dalam Perjanjian Baru di mana Isa telah bersua muka Allah dan menjadi orang pengantara dengan Allah dan umat-Nya, kaum Kristian awal tahu bahwa Isa adalah nabi yang diramal dalam Ulangan 18:18. Mereka juga tahu bahwa ramalan mengenai nabi seperti Musa, telah ditambahkan dengan janji Allah kepada nabi Yeremia bahwa Dia akan mengantarakan Perjanjian Baru pada masa akan datang diantara-Nya dengan umat-Nya. Mengenai Perjanjian Baru ini, Allah dengan jelas membedakannya dengan Perjanjian Lama yang Allah telah buat dengan Musa. Jadi memang nyata bahwa orang yang akan menjadi pengantara adalah seorang nabi yang kedatangannya telah Musa ramalkan. Allah berkata:
"Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." (Yeremia 31: 31-34.)
"Aku akan mengadakan perjanjian baru", Allah firmankan, dengan itu menetapkan janji-Nya dalam Ulangan 18 bahawa seorang nabi seperti Musa akan datang untuk menjadi orang pengantara di antara Allah dengan umat-Nya. Perjanjian baru itu dibandingkan dengan perjanjian yang Allah buat dengan Musa. Perjanjian baru tidak sama dengan perjanjian yang diberikan kepada Musa tetapi nabi yang akan menyampaikan perjanjian baru itu akan seperti Musa. Oleh itu jelaslah bahawa kedatangan nabi yang diramalkan dalam Ulangan 18:18 adalah nabi pengantara perjanjian baru di antara Allah dengan umat-Nya. Kita baca mengenai Isa: "Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru" (Ibrani 9:15). Untuk meneguhkan perjanjian pertama kita baca bahawa:
Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini." (Keluaran 24:8.)
Seperti perjanjian pertama yang disahkan oleh darah korban binatang, maka nabi itu akan buat seperti Musa dan juga akan mensahkan perjanjian baru Allah dengan darah. Isa lalu berkata:
"Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku" (1 Korintus 11:25)
Janji Allah mengenai kedatangan seorang nabi seperti Musa yang akan mengantarakan perjanjian baru adalah satu berkat yang besar pada zaman sebelum Isa. Walaupun Allah mengantarakan perjanjian lama melalui Musa, api membara yang dilihat oleh kaum Israel, bersama dengan ribut dan tanda-tanda, membuat mereka "memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini," (Ibrani 12:19-20). Mereka semua ingkari perjanjian (Yeremia 31:31) dan mati di kawasan belantara seperti lalat (1 Korintus 10:5). Mereka gagal menerima kehidupan yang dijanjikan kepada mereka yang berpegang kepada perjanjian lama.
Oleh itu Allah berjanji kepada waris benih mereka bahawa Dia akan membangkitkan seorang nabi seperti Musa dan akan mengantarakan perjanjian baru melaluinya di mana umat Allah akan berpegang kepadanya dan mendapat janji berkat, iaitu pengetahuan sebenar mengenai Allah, pengampunan dosa, kebolehan berpegang kepada hukum Allah, dan kurnia Allah (Yeremia 31:33-34).
Tidak seperti kaum Israel di bawah Perjanjian Lama yang keluar dari jalan Allah, umat Allah melalui Perjanjian Baru ini adalah "jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel" (Ibrani 12:23-24). Isa yang membawa perjanjian ini.
Oleh itu Isa adalah nabi seperti Musa yang dijanjikan karena Isa mengantarakan perjanjian baru di antara Allah dan umat-Nya. Seperti Musa (dan dengan cara yang lebih unggul dibandingkan nabi-nabi lain), Isa mengenali muka Allah dan menjadi pengantara diantara Allah dan umat-Nya. "Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku," kata Isa (Injil Yohanes 7:29). Sekali lagi Isa katakan: "tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan," (Injil Matius 11:27). Sekali lagi Isa berkata: "Hanya dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa," (Injil Yohanes 6:46). Apakah bukti lanjut yang menunjukkan bahawa Isa mengenali muka Allah dan adalah orang pengantara diantara Allah dan umat-Nya selain daripada ayat ini: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku….Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa." (Injil Yohanes 14:6,9.)
Apabila Musa berhadapan dengan Allah. "tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN" (Keluaran 34:29-30). Semasa Isa di atas gunung, dia menunjukkan imej Allah: "wajah-Nya bercahaya seperti matahari" (Injil Matius 17:2). Tiada nabi lain yang dapat buat seperti ini – tiada siapa yang dapat berbual dengan Allah secara bersua muka sehingga mukanya bercahaya.
Bukan sahaja Isa mengantarakan perjanjian baru ini seperti Musa, dengan bersua muka Allah, Dia juga melakukan tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang hebat untuk membuktikan kerja pengantara-Nya. Salah satu tanda hebat yang Musa lakukan adalah mengendalikan laut: "Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin, timur yang keras" (Keluaran 14:21). Walaupun nabi lain mempunyai kuasa ke atas sungai (Yosua 3:13, 2 Raja-raja 2:14), tiada nabi lain yang seperti Musa, mengendalikan laut, sehinggalah Isa datang. Kita baca mengenai sebutan pengikut-pengikut-Nya "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?" (Injil Matius 8:27). Dia menghentikan ribut yang bermaharaja-lela di lautan Galilea dengan berucap: "Diam! Tenanglah!" (Injil Markus 4:39).
Satu lagi tanda hebat yang Musa lakukan adalah memberi makanan kepada kaum Israel dengan roti dari surga. Apabila kaum Israel melihat Isa melakukan mujizat yang sebegini dengan memberi makanan kepada lebih kurang lima ribu orang dengan beberapa buku roti sahaja, mereka yakin bahawa dialah nabi yang dijanjikan.
Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." (Injil Yohanes 6:14.)
Apabila mereka melihat tanda itu, mereka berkata "Inilah nabi itu." Mereka mengetahui dengan jelas bahawa nabi yang dijanjikan akan dikenali dengan tanda-tanda dilakukan-Nya, seperti yang Musa lakukan. Apabila Isa enggan mengulangi tanda itu, kaum Israel mengingati bahawa Musa melakukan tanda itu selama 40 tahun tanpa berhenti. Dengan merujuk kepada tanda Musa, mereka bertanya kepada Isa, "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?" (Injil Yohanes 6:30). Isa menjawab:
"Akulah roti hidup. Nenek moyangmu makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari syurga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari syurga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Ku berikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Injil Yohanes 6:48-51.)
Di dalam setiap cara, Isa menunjukkan yang dia adalah nabi itu, iaitu seorang pengantara perjanjian seperti Musa – seorang yang mengenali muka Allah – seorang yang melakukan tanda-tanda mujizat seperti Musa. Kaum Israel berkata dengan tepat apabila mereka berkata mengenai Isa "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." (Injil Yohanes 7:40.)
Jadi terbuktilah bahawa Muhammad tidak diramalkan oleh Ulangan 18:18 tetapi nabi Isa yang diramalkan. Jika Muhammad tidak diramalkan dalam Perjanjian Lama, tentu sekali dia tidak diramalkan dalam Perjanjian Baru.
Isa Al-Masih adalah puncak semua ramalan yang diwahyukan di dalam Kitab-kitab Allah. Semua perjanjian, wahyu dan berkat Allah ada pada-Nya – yang merupakan puncak kasih sayang dan budi Allah terhadap manusia.
Sebab Al-Masih(Kristus) adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah. (2 Korintus 1:20.)
Kita akan melihat dengan jelas sekali bahawa di dalam Taurat dan Injil, hanya ada seorang penyelamat, seorang sahaja di mana budi Allah didapati. Walaupun banyak nabi pada zaman dahulu – yang benar dan yang palsu – tetapi hanya ada seorang Tuhan dan Penyelamat, iaitu Isa Al-Masih. Allah ingin menekankan kebenaran ini kepada semua manusia supaya mereka akan bertaubat dan mengikut Isa Al-Masih ke dalam Kerajaan Syurga.
Sesiapa yang tidak percaya kepada firman-Nya maupun tidak percaya akan Dia dengan seluruh hati, maka tunggulah akan "penghakiman dan api yang dashyat" (Ibrani 10:27) apabila Allah memenuhi amaran-Nya pada Ulangan 18:19 dengan membuang keluar mereka yang tidak percaya kepada Penyelamat, dari hadapan-Nya buat selama-lamanya.
"Percayalah kepada Tuhan Isa Al-Masih(Yesus Kristus) dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah Para Rasul 16:31.)

Read More...

Minggu, 16 Desember 2012

NABI PALSU


Nubuatan Yesus tentang kedatangan seorang nabi palsu.

Matius 24:5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.
Artinya, Tuhan Yesus menubuatkan tentang kedatangan seseorang yang mengaku sebagai  nabi untuk menyesatkan semua orang dari kebenaran Firman Allah.
Ciri ciri nabi tersebut adalah sebagai berikut :


.       Orang yang akan datang itu senang memproklamirkan dirinya sebagai nabi, seperti yang tertulis dalam kitab Markus 13:6 Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia,
2.       Nabi tersebut memiliki banyak pengikut,  karena ia memiliki kepiawaian untuk menyesatkan banyak orang, bahkan dapat menyesatkan orang yang tidak sungguh-sungguh percaya. Matius  24:5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.
3.       Sombong ; Why. 13:5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat;
4.       Kesukaannya ialah peperangan; Wahyu 13:7 Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
5.       Dia seperi anak domba (anak domba julukan kepada Yesus), tapi suaranya seperti suara singa yang mengaum; bisa kita katakan dia adalah singa berbulu domba. Ia bisa berpura pura baik atau mengasihi  padahal tujuan utamanya adalah membinasakan
      Why. 13:11 Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
      Why. 13:13 Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
7.       Ia menyuruh mendirikan patung, supaya semua orang dari penjuru bumi datang untuk menyembah patung besar tersebut. Wahyu 13:14 b Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
      Cukup dulu sampai disini untuk kali ini, beri saya kesempatan untuk mencari nuuatan tentang dirinya, dari nats yang lain. Saya percaya bahwa saudara dapat membandingkan dengan siapapun yang pernah datang dan yang akan datang sebagai nabi. Anda dapat membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Read More...